Penggunaan Simbol Keagamaan Katolik Dalam Ritual Ilmu Kebal: Pratik Sinkritisme (Studi Kasus Literasi Keagamaan Di Kalimantan Barat)

Authors

  • Arius Arifman Halawa STAKat Negeri Pontianak
  • Lukas Ahen STAKat Negeri Pontianak
  • Cenderato Cenderato STAKat Negeri Pontianak

Keywords:

Simbol, Teologi Katolik, Literasi, Sinkretis

Abstract

Gereja Katolik sangat menghargai adat istiadat dan budaya manusia sebab Gereja mengakui bahwa adat dan budaya merupakan salah satu cara manusia mengungkapkan dan mengembangkan kemanusiaannya. Pada kenyataannya sering kali juga memasukan unsur-unsur seni budaya dalam simbol-simbol liturgis sebagai bentuk pengungkapan iman kepada Tuhan. Ada banyak nyanyian liturgis yang menggunakan nyanyian etnik, gambar dan bentuk bangunan yang bermotif adat dan budaya tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan simbol-simbol keagamaan Katolik yang dilakukan oleh sekelompok Orang Muda Katolik di Kalimantan Barat dalam melakukan praktik ilmu kebal. Praktik ini justru mengalami percampuran yang menciptakan suatu sinkretisme agama dan bertentangan dengan iman Katolik. Adapun persoalan yang diteliti adalah: Bagaimana penggunaan simbol keagamaan Katolik dalam pelestarian adat Dayak di Kalimantan Barat? Bagaimana pandangan pimpinan Gereja Katolik terhadap penggunaan simbol-simbol keagamaan Katolik dalam pelestarian adat Dayak di Kalimantan Barat? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan instrument Wawancara dan Angket. Simbol-simbol memang sering digunakan dalam ritual kekebalan terutama saat kegiatan-kegiatan budaya Dayak, misalnya lambang salib, Rosario, patung Yesus/Buda Maria dengan berbagai ukuran. Selain itu, juga digunakan doa-doa pokok Katolik, misalnya dibuka dengan tanda salib, Doa Bapa kami, Doa Salam Maria dan Doa Aku Percaya. Dari sisi gereja, kegiatan/praktik ilmu kekebalan dihargai karena merupakan kearifan local yang perlu diapresiasi. Namun, secara teologis penggunaan simbol-simbol tersebut bertentangan dengan ajaran Gereja karena penggunaannya tidak pada tempatnya, bertentangan dengan maksud dan tujuan keberadaannya. Peneliti akan melaksanakan penelitian di Kalbar yang tersebar di beberapa kabupaten: Kota Pontianak, Kubu Raya, Kabupaten Landak, Kabupaten Mempawah, Sanggau, Kabupaten Sintang dan Kabupaten Sekadau.

Downloads

Published

2024-01-09

Issue

Section

Articles