GERAKAN MENANAM POHON DURIAN SEBAGAI MISI KEUSKUPAN SINTANG DALAM MENERAPKAN ECO-ETIKA (Tinjauan Ekologis Berdasarkan Ensiklik Laudato Si 138-139)

(Tinjauan Ekologis Berdasarkan Ensiklik Laudato Si 138-139)

Authors

  • hendrikus pebriantinus liman konstributor

DOI:

https://doi.org/10.52075/br.v3i1.224

Keywords:

eco-etika, pohon durian, penanaman pohon durian, masalah lingkungan hidup

Abstract

Fokus studi ini menaruh perhatian pada gerakan penanaman pohon durian yang dilaksanakan oleh Keuskupan Sintang dalam mewujudkan misinya. Salah satu misi Keuskupan Sintang ialah memelihara dan memulihkan lingkungan hidup. Menanam pohon durian adalah salah satu upaya untuk memulihkan lingkungan hidup melalui manfaatnya. Menanam pohon durian memiliki hubungannya dengan etika lingkungan hidup yaitu terdapat dalam Ensikik Laudato Si Art. 156-158. Menanam pohon durian mengandung nilai terhadap lingkungan hidup yaitu mendukung prinsip-prinsip kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem. Tujuan studi ini ialah untuk menemukan adanya manfaat dari penanaman pohon durian bagi  eco-etika. Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah metodologi kualitatif kepustakaan yang membahas tentang manfaat pohon durian bagi etika lingkungan hidup. penulis mengumulkan data dan menganalisa buku dan artikel yang berhubungan dengan manfaat dan nilai pohon durian bagi eco-etika. Studi ini menemukan bahwa terdapat hubungan antara menanam pohon durian dengan eco-etika. penanaman pohon durian membantu menjaga kelestarian alam yang sudah rusak. Begitu sebaliknya, Eco-etika juga menuntut setiap individu untuk memiliki sikap terhadap lingkungan hidup sekitarnya. Untuk sampai pada penerapan eco-etika, penanaman pohon durian dilihat dari manfaatnya bagi lingkungan.

Downloads

Published

2024-06-30

How to Cite

pebriantinus liman, hendrikus. (2024). GERAKAN MENANAM POHON DURIAN SEBAGAI MISI KEUSKUPAN SINTANG DALAM MENERAPKAN ECO-ETIKA (Tinjauan Ekologis Berdasarkan Ensiklik Laudato Si 138-139): (Tinjauan Ekologis Berdasarkan Ensiklik Laudato Si 138-139). Borneo Review, 3(1), 36 - 44. https://doi.org/10.52075/br.v3i1.224

Issue

Section

Articles